Hanya di Kota ini, Para Janda Naik Daun, Perawan Gulung Tikar


Hampir Setiap bulan, ada janda selalu baru di Ponorogo. Ada yang bukan lantaran ditinggal mati suaminya, tapi karena perceraian. Sepanjang Februari 2016 saja, Pengadilan Agama Kelas 1B Ponorogo sudah memutus 153 sidang perceraian.

Jumlah tersebut dipastikan bakal bertambah lantaran PA setempat masih menyisakan 185 kasus cerai lain yang berlanjut bulan ini. Pun, jumlah belum terhitung kasus cerai baru yang rata-rata di atas angka seratus saban bulannya.

‘’Kalau dirata-rata kami menerima lima sampai enam kasus cerai baru setiap hari,’’ kata Humas Pengadilan Agama Kelas 1B Ponorogo Abdullah Sofwandi, kemarin (7/3).

Abdullah tak menampik jumlah pengajuan cerai di Ponorogo cukup tinggi. Kasus perceraian didominasi cerai gugat. Yakni, cerai yang dimintakan oleh pihak perempuan. Data di mejanya, kasus cerai gugat sebanyak 119 sepanjang Februari lalu. Sedang, hanya 54 kasus cerai talak yang didaftarkan di bulan yang sama.

Pihaknya mengaku belum merinci jumlah kasus cerai yang masuk sepekan terakhir. Namun, jumlah kasus perceraian relatif sama. Abdullah tunjuk bukti berkas cerai yang masuk bulan sebelumnya.

‘’Di bulan Januari 2016 kami menerima 183 kasus cerai atau hanya beda sepuluh kasus dari bulan kedua,’’ rincinya.

  1. Faktor ekonomi masih mendominasi tingginya perceraian.
  2. Lalu Masuknya pihak ketiga menjadi pemicu kedua.
  3. Alasan sudah tidak cocok dan kekerasan juga kerap terjadi. lalu pasangan yang memilih berpisah
  4. Alasannya beragam. Dari yang menghilang tanpa kabar hingga yang kedapatan memiliki tambatan hati lain. ‘’Kalau dari kalangan PNS kebanyakan karena pihak ketiga dan sudah tidak ada kecocokan,’’ jelasnya.

Adapun penyebab perceraian dari berbagai latar belakang dari kondisi dan pekerjaan yaitu Mulai dari buruh, TKI, hingga PNS. lalu perceraian yang melibatkan TKI cukup tinggi di Ponorogo.

Abdullah sempat menggeleng keheranan lantaran sejumlah kasus perceraian lantaran hal sepele. Mulai kedapatan SMS mesra dengan pria atau perempuan lain hingga urusan di atas ranjang.

Abdullah menambahkan beberapa faktor juga disebabkan lantaran usia pasutri tersebut yang masih kelewat belia. Tak urung, kerap muncul persoalan konyol lantaran mental yang belum matang.

‘’Dari berkas yang masuk hanya segelintir yang kami tolak karena berbagai pertimbangan atau berhasil didamaikan. Selebihnya selalu diputus berpisah,’’ pungkasnya. Kabar ini bersumber dari radarmadiun

Sumber:  tabloidharian
loading...
Kudo Shinichi
Kudo Shinichi

Previous
Next Post »